Monday, December 31, 2007

Aceh Map & Geography Part 1



PLACES OF INTEREST

Around Banda Aceh
Banda Aceh is the capital of Aceh and also the main gateway to the province. The Governor's Residence, was built by the Dutch in 1880 on the spot where the palace of the sultan once stood. This building is known as one of the historical sites with a unique architecture and completed with traditional house equipments.
This place is of course a restricted area and entering it must be with a kind of permission from the security guard.
Baiturrahman Grand Mosque is one of the most out-standing landmarks in the capital city. The old mosque that stood there before it was burnt down at the beginning of the Aceh War, was rebuilt in 1875, taking its present shape after a number of renovations and expansions.
Museum Negeri is another charm of the city. The museum is filled with antiques. Among the exhibits is a big clock, a gift from the Emperor of China and brought to Aceh by the famed Admiral Cheng Ho in 1414.
Gunongan and Pinto Khop which are located at a few steps from the Pendopo are also charms of the city. Gunongan was erected around the 16th century during the reign of Sultan Iskandar Muda.
Kerkhof or Churchyard is a much visited site especially by Dutch visitors where the remains of more then 2,000 Dutch soldiers lie buried.
The Syiah Kuala Grave is another popular visitor's object. Teungku Syiah Kuala was one of Aceh's great Moslem Ulamas of the past. His grave stands near the mouth of Krueng Aceh River about 2 kilometers from the city, visited by local visitors and other parts of Indonesia and Malaysia.
Indra Patra Fortress. This old fort was built during the time of Iskandar Muda. It probably functioned as a defense against invaders.
Museum Cut Nyak Dhien is a historical object. The house is a replica of the heroine Cut Nyak Dhien, from the Aceh War. The house was burnt down by the colonial forces but a replica was built later, after Indonesia's independence. This house in Lam Pisang, about 6 kilometers from Banda Aceh, is now a museum.
Un-crowded Banda Aceh has many beautiful beaches. The most popular ones are Ujong Batee beach, Lam Puuk beach and Lhok Nga beach. Those beaches are located about 16 kilometers from Banda Aceh. They have clean waters and white sands. Sunsets are quite impressive there.
Sea Gardens are located offshore from Banda Aceh at about 45 minutes by speed boat. Some can be enjoyed around Rubiah island in Sabang, and the others are around Beras, and other small islands around them.
Around Lhokseumawe
Lhokseumawe is a town located 274 km from Banda Aceh which is now being developed as an industrial zone. Many gigantic plants are constructed following the discovery of huge LNG resources in the area. Touristic features of the town is a.o. Samudera Pasai. It was the first great Islamic kingdom of Indonesia. All that remains of it, however, is a graveyard 18 km east of the town. One of the graves belongs to Malikussaleh, as Samudera Pasai's first king. Other objects for visitors are Blang Kolam Falls and Ujung Blang beach.
Around Takengon
Takengon is a town located in the central area of Aceh. It is being promoted as a tourist resort since its temperature is about 2O degree C (68F), cool enough for a holiday resort. The main feature of the town is Lake Laut Tawar. It offers soaring cliffs around the shore which are ideal for rock hiking. The lake is also stocked with trout.
A warm water pool at Simpang Balik, Loyang Koro and Loyang Pukes caves by the side of Laut Tawar are also interesting objects.
The National Park of Gunung Leuser is probably the wildest in Indonesia, located in Southeast Aceh, can be reached from either Kutacane, or Takengon. This magnificent national park has a wealth of flora and fauna. The park also has research facilities for the study of primates, birds, insects, and other animals. Basic accommodation facilities are available at Ketambe. The rapids-infested Krueng Alas river inside the park is popular with rafters.

Aceh Map & Geography


Aceh is located in the Northwestern of Sumatra Island with the area of approximately 57,365.57 km square or 12.26 % of size of Sumatra Island. It consists of 119 islands, 73 major rivers and 2 lakes. Aceh is surrounded by Malacca Strait in the north, North Sumatra Province in the east, Indian Ocean in the south and the west. The capital of Aceh is Banda Aceh.
The Special Province of Aceh with its area of 57 ,365.57 square kilometers covering 1.17 per cent of indonesia is situated at the northern tip of Sumatera Island, between latitudes 2

Sunday, December 30, 2007

Kerapu Di Teluk Timur Tengah

Mungkin mendengar kata Timur Tengah kebanyakan kita akan membayangkan konfrontasi, konflik, perang, atau pembantaian kaum yahudi atas bangsa Palestina serta bermacam konflik yg selalu membuat kata "Timur tengah" begitu akrab di telinga kita.








Dan itu memang benar adanya, begitu banyak konflik yg sedang terjadi di negara-negara jazirah arab ini, tapi itu tidak terjadi di negara kaya minyak Uni Emirat Arab, Qatar, Oman ataupun kuwait saat ini. Paling tidak Iraq adalah negara yg benar-benar sedang dalam kurudung kelam konflik yg tak satu orangpun tahu kapan semua itu akan berakhir!
Jika pepatah mengatakan "lain lubuk lain ikannya.." ternyata itu hanya berlaku di lubuk bukan dilaut, mengapa? paling tidak disini, dilaut yg berbeda cuaca serta letaknya secara geografis dgn kampungku, aku masih mendapat ikan-ikan yg sama persis baik bentuk, warna atau kemiripan dgn ikan-ikan yg ada dilaut kampungku!











Jika dulu aku hanya tahu ikan tongkol, tenggiri atau kerapu hanya ada di laut kampungku, ternyata ikan itu juga ada di sini, dinegeri padang pasir yg nun jauh dari negeriku. Aku tidak menyangka jika disini juga ada ikan yg dulu pernah aku temui di TPI (Tempat Penjualan Ikan) di kampungku!
Dulu dimasa kecilku, aku dan teman-temanku sering memancing di tepi kali, atau di tepi alur sungai, serta paya-paya yg banyak ikan gabus atau lelenya! Hingga aku besar, dewasa, terus terang aku tidak pernah membayangkan mancing dilaut bebas di wilayah negara lain, teluk Timur Tengah!







Hingga aku menulis artikel ini aku tidak akan pernah dapat melupakan pengalamanku mancing bersama teman-temanku di negeri arab yg ternyata teluknya tidak begitu dalam, setidaknya 12 mil dari pantai aku masih mendapatkan kedalaman laut hanya 11 sampai 14 meteran dari alat GPS yg juga berfungsi sebagai Fish Finder.

MANCING TROLLING


Ternyata ada banyak cara memancing ikan dilaut, mungkin hal ini begitu awam bagi orang yg tidak pernah mancing ketengah laut. Dari sekian banyak cara mancing itu, Trolling atau rawe dalam istilah bahasa kita adalah cara memancing yg unik dan biasa dilakukan oleh para pemancing atau nelayan setiap mereka melaut.
Trolling atau me-rawe adalah cara yg dilakukan pemancing dgn menggunakan umpan-umpanan (yg berbentuk ikan, cumi2, serta benda2 yg bersifat attractive) dgn cara ditarik menggunakan tali pancing ukuran besar pada saat boat berjalan lambat. Jenis umpan2an yg digunakan sangatlah tergantung pada jenis ikan yg hendak di pancing dan biasanya orang akan mengunakan umpan ikan-ikanan (dibuat dari plastik dan berbentuk ikan) dgn berbagai warna; merah muda, biru, putih seperti sisik ikan, dan laini-lain untuk memancing ikan besar seperti Tenggiri, Barakuda, Tongkol atau Tuna serta kerapu.


Pancing trolling bisa menggunakan fishing rod/Reel atau mengunakan pancing tangan (Roller). Mancing dgn cara trolling ini sangatlah menyenangkan dan penuh tantangan. Cara memancing umpan trolling ini sama seperti memancing biasa hanya saja pancing dilempar kelaut pada saat boat berjalan pelan, umpan ikan-ikanan akan tenggelam dan terlihat bergerak di dalam laut seperti ikan sungguhan. Hal ini akan memancing ikan-ikan besar yg sedang mencari makanan dan menyambar umpan trolling tersebut. Untuk menarik ikan yg terpancing, diperlukan tenaga ektra dan alat bantu (sarung tangan, dll) hal ini dikarenakan ikan yg terpancing akan melawan sekuat tenaga untuk melepaskan diri. Nah..siap2 jika ikan yg didapat akan melawan sekuat tenaga mereka...


BOTTOM FISHING?


Lelah mancing trolling? saatnya kita mancing tangan atau dalam istilah Kapten Kazi Bottom Fishing..


Bottom Fishing ini dilakukan disaat boat diam (mati mesin), nah inilah saat-saat menegangkan bagi para pemula atau peserta mancing yg suka mabok-mabokan..meski boat diam tapi tidak seribu bahasa..cuma satu, bisa membuat orang mabok laut!! Lo..koq bisa??!!
Di saat boat dalam keadaan mati mesin, ombakpun mulai terasa, boat mulai bergoyang mesra.. menari hula-hula, perut mulai berbunyi...kruttt...krutt..dan akhirnya...kepala pusing!! dan...hwuekkkk..hwueekkk...muntahpun tiba!!


HAMMOOR ATAU KERAPU?


Ikan Kerapu atau Hammoor dalam bahasa arab, adalah ikan yg paling disukai oleh banyak orang. Disamping rasa dagingnya yg lezat, ikan hammoor ini juga sangat mahal harganya, nah lo.. Di Ruwais, harga satu kilo ikan hammoor adalah 25 Dirham, bayangkan jika beratnya mencapai 10 hingga 12 kilo?
Mungkin kebanyakan org tidak percaya jika mancing ikan hammoor ini bisa juga dilakukan dgn menggunakan Trolling.

Ikan ini termasuk ikan yg hidup di laut yg berkarang (Reef Fish) dan juga dalam. Di Indonesia orang biasanya melakukan budi daya ikan hammoor di keramba-keramba di laut juga kolam-kolam ikan di darat. Mungkin teknologi budi daya hammoor di kolam-kolam di darat termasuk hal baru bagi kita. Teknologi baru ini berasal dari Taiwan cina dan kini dikembangkan baik di Malaysia juga di Indonesia...baca artikel.



BOAT PANCING




Dengan menyewa boat pancing sebesar 100 Dirhams, kegiatan memancing ini dapat dilakukan selama tiga jam, booking boat ini harus dilakukan paling tidak dua atau tiga hari sebelum keberangkatan. Pendaftaran boat ini juga harus dilakukan dgn pembelian Fishing licence sebesar 25 Dirhams. Fishing Licence ini dikeluarkan oleh departement Lingkungan UAE untuk melarang orang-orang memancing liar yg dalam hukum UAE disebut sebagai tindakan kriminal, baca artikel...
Makanya lebih baik ngurus SIM tahunan...lebih aman dan tidak terganggu mancingnya. Mengurus SIM tahunan hanya dikenakan biaya 120 Dirhams untuk masa satu tahun dan dapat diperbaharui secara periodic.

Melihat Arah Mata Hati


Dunia mulai tua....renta dan tak bersahaja lagi!
Dunia mulai tua....kusam, lusuh, penuh polusi!
Dunia mulai tua....kusam tak berdaya dgn ulah manusia..!
Bermacam ungkapan kata-kata mungkin tidak akan pernah cukup untuk mengungkapkan keadaan dunia saat ini. Begitu banyak bencana telah melanda dunia dari timur hingga barat, dari utara hingga selatan. Benarkah Tuhan telah murka akan sifat manusia...hingga menurunkan asab yg tak pernah henti-hentinya..
Aku menatap alam ketika hening pagi menjemput ujung malam hingga matahari mulai menampakkan wujudnya, menyapa dunia dengan hangat sinarnya. Aku bersyukur jika Allah SWT masih memberi waktu kepadaku untuk menghirup udara pagi, berjalan di bumiNya...
Kini waktu begitu dekat, menembus segalanya yg tidak dapat dihalang, berjalan tanpa henti, bergerak bebas...detik..menit..jam..hari..bulan..tahun..pun berganti hingga sampai pada hitungan orang akan batas akhir tahun!
Ya Allah..Tuhan pencipta segala macam mahluk!
Beri kami petunjuk serta hidayahMu!
Jadikan hidup kami selalu ada diatas agamaMu!
Jadikan waktu kami selalu ada diatas JalanMu!
Jadikan waktu kami pada hal2 yg bermanfaat untuk agamaMu!
benar akan firmanMu, demi waktu sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi..!

UT-UAE

Subscribe to UniversitasTerbukaUAE
Powered by groups.yahoo.com