Wednesday, January 16, 2008

Hujan Dan Badai pasti berlalu







Siapa sangka siapa nyana jika hujan yg terus menerus menguyur beberapa tempat di United Arab Emirates akan menyebabkan banjir besar? Ternyata perubahan cuaca sekarang sangat sulit diprediksi, setidaknya dinegeri yg terkenal "jarang hujan" ini. Dalam hal cuaca, negeri ini penuh teka-teki. Tidak ada yg menjamin apa yg akan terjadi dalam waktu dua puluh empat jam kedepan, akan badai pasir-kah? Kabutkah? mungkin udara yg tiba-tiba dingin oleh hembusan angin dari timur? Allahu 'alam bishawab..

Monday, January 14, 2008

Galery:Woowww..
















Beberapa pictures dari "teman-teman" professional yg mancing di Laut Sabang...

Hujan, Banjir Dan Kodok


Sudah beberapa hari ini hujan mulai menguyur Ruwais, suasana mendung menjadi begitu sering. Mungkin fenomena ini hanya terjadi (mungkin) setahun, dua tahun atau bahkan tidak pernah sama sekali. Hujan di UAE merupakan suatu hal luar biasa, bahkan ekpresi ungkapan rasa senang para penduduk kota, desa, atau kaum badui yg biasa menempati gurun-gurun sebagai kediaman mereka begitu tampak. Kebanyakan orang-orang lokal tidak segan-segan untuk mandi hujan bersama keluarga mereka, menikmati rintik demi rintik hingga sampai tetesan palingggg akhir! Jika hujan di katakan sebagai rahmat dari Tuhan, itu memang benar. Paling tidak di negeri arab, yg memang bener-bener jarang hujan. Lain hal jika itu terjadi di negeri kita, hujan akan berubah menjadi "bala" dan akan membuahkan "banjir" dan "tanah longsor". Jika di negeri arab penduduknya keluar rumah berbasah-basahan dgn riang gembira, di negeri kita orang-orang akan siap siaga untuk mengungsikan barang-barang mereka ketempat-tempat yg lebih aman dari jangkauan air hujan. Di negeri kita, kata hujan akan selalu berkonotasi dgn banjir, tanah longsor, dan sebagainya. Bagi sebagian petani di desa-desa, hujan akan membawa manfaat yg besar untuk mengairi sawah, kebun, dan lain-lain. Orang-orang desa akan selalu mengharap jika hujan akan datang pada bulan-bulan tertentu dan akan "selalu" berucap Alhamdulillah jika sawah-sawah mereka dialiri air hujan. Ternyata hujan akan membuat orang berucap Alhamdulillah, jika itu membawa berkah dan kita harus berucap Astaghfirullah, mohon ampun kepada Allah jika hujan teryata membawa bencana bagi kita.

Mungkin ada hal yg mungkin tidak terpisahkan dari hujan. Suara nyanyian kodok yg bersaut-sautan saat hujan telah reda. Jika kucing, anjing dan binatang-binatang lain punya waktu yg disebut musim kawin, ternyata kodok memanfaatkan musim hujan sebagai waktu yg tepat untuk meneruskan keturunan. Tidak jarang ribuan generasi baru akan mudah ditemui di parit, selokan dan tempat-tempat penampungan air hujan.


Di negeri arab, kodok tidak akan ditemui setelah hujan reda, beda dari negeri kita, kodok hanya ditemui dikolam-kolam buatan yg mungkin juga tidak akan ada.

Ternyata suara kodok menjadi hal yg membuat kita rindu kampung halaman, paling tidak setelah hujan reda, disini..dinegeri gurun!


Ruwais, 15 january 2008



====================================================================


laporan: Jaya Komarudin



HUJAN ES DIRUWAIS ......


Bletak..
Bletuk..
Mula-mula beberapa butir es sebesar kelereng jatuh di hadapan kami berdua. Saya berdua sedang berjalan bersama Sachio, anak kedua saya.
"De, hujan es!", teriak saya kegirangan.
Sachio ikut tertawa girang. jadilah kami dua orang lelaki yang teriak-teriak kegirangan di halaman flat 27. Sedianya pagi jm 9 pagi lewat sedikit, hendak mengambil ayam bakar yang masih hangat di tetangga sebrang jalan.
Hujan es menghentikn langkh kaki kami berdua untuk selanjutnya teringat kamera.
"Kamera..kamera..De!, bentr ambil kamera dulu!"
Sachio berusaha mengejar abinya, eh payungnya lepas terbang kebawa angin kencang.
"Abi...!!",
"waakss..!" saya baru inget Sachio ketinggalan, balik lagi deh.
Setelah beberapa lama baru sempat difoto..
Es nya sudah mulai mencair. Mestinya lebih gede dari ini..
"Lumayan Bi, tinggal bikin silop.(sirop).." celetuk Sachio.

Istilah-istilah pemancingan


Ada banyak teknik memancing, di antaranya casting, popping, jigging, dan trolling. Keempat teknik biasanya diterapkan di perairan lepas.
Casting adalah teknik memancing dengan cara melemparkan kail bersama umpan buatan (lure). Setelah beberapa saat umpan ditarik perlahan-lahan sehingga tampak berlengang-lengok. Ikan akan mengira umpan itu adalah mangsanya dan mulai mematuk.
Popping adalah teknik memancing dengan menggunakan umpan tiruan yang disebut popper. Pada jarak tertentu umpan ditarik sehingga bergerak di permukaan air sambil menimbulkan cipratan yang mengundang predator. Teknik ini biasa digunakan untuk memancing ikan permukaan.
Jigging merupakan teknik memancing dengan menggunakan jigs. Biasanya digunakan untuk pemancingan ikan di kedalaman (dasar). Mata kail dibiarkan sampai atau mendekati dasar air lalu ditarik ulur untuk memancing ikan mendekat.

Trolling adalah teknik memancing di atas perahu (boat) yang bergerak maju pada kecepatan tertentu. Kail dilempar ke belakang perahu sehingga umpan diseret sesuai gerak maju kapal. Itu masih sebagian kecil teknik memancing, masih ada lagi teknik dan metode mancing lainnya. Bahkan seni meracik umpan juga menjadi hal yang juga menentukan keberhasilan memancing. Terdengar rumit dan kompleks jika kita sebutkan lagi bahwa selain penguasaan teknik dan pilihan umpan, memancing juga membutuhkan peralatan yang tepat untuk lingkungan perairan tertentu untuk target ikan tertentu pula.

Angler =Pemancing.
Big Game Fishing Tournament =Turnamen ikan-ikan besar, dilakukan di laut dalam dan biasanya ikan utama yang menjadi sasaran adalah jenis marlin atau layaran.
Billfish =Jenis ikan berparuh, termasuk marlin hitam, marlin biru, marlin loreng, ikan tondak, dan ikan layaran.
Black marlin = marlin hitam, setuhuk hitam, Makaira indica.
Blue Marlin = Marlin sirip biru Makaira nigricans.

Drag =Rem pada ril penggulung.

Fish finder/ Depth sounder = Alat berbentuk monitor untuk mencari lokasi ikan. Depth sounder ini terdiri dari tranducer yang berfungsi sebagai sensor dan monitor yang berguna untuk menampilkan hasil gambar dasar laut.

Fishing Boat = Kapal mancing.

GPS = Ground Positioning System, peralatan elektronik untuk mencari atau menandai koordinat suatu tempat tertentu. Biasa dipakai pemancing untuk mencari tandes ikan atau lokasi yakannya.
Hook = Mata kail.
Hotspot = Tandes atau lokasi yang biasanya merupakan tempat berkumpulnya ikan, biasanya berbentuk karang menonjol di dasar laut.
Hook Up = Kail menancap di mulut ikan.

Kenur = Benang pancing, bisa berupa monofilamen (senar berserat tunggal) atau Braided (berserat banyak).

Konahead = Umpan tiruan menyerupai cumi-cumi, biasanya dipakai untuk memancing dengan cara menonda (trolling) untuk jenis ikan marlin atau layaran.

Leader = Kenur berkekuatan besar yang disambungkan ke kenur utama, gunanya agar lebih tahan terhadap gigi dan perlawanan ikan. Bahan yang dipakai bisa berbentuk kawat atau monofilamen.

Outrigger = Tiang penghela yang dipasang di sisi kapal, gunanya untuk merentangkan kenur agar tidak berimpitan.

Rapala = Sejenis merek umpan tiruan menyerupai ikan. Biasanya digunakan untuk umpan ikan tuna, tenggiri, atau kuwe. Memancing bisa dengan cara trolling, bisa juga dengan cara casting.

Reel = Ril, alat penggulung, bisa berbentuk spinning, spincast, baitcasting atau trolling.

Rigging = Rangkaian kail pada umpan.

Rod = Joran atau gagang pancing. Bahannya mulai dari yang tradisional seperti dari bambu sampai yang grafit.

Sailfish = ikan layaran.

Strike = Umpan disambar ikan.

Tackle = Peralatan mancing.

Tag = Label yang ditancapkan pada ikan berisi informasi nomor tag dan alamat lembaga resmi yang mengeluarkannya. Setiap nomor tag nantinya akan disertai informasi mengenai keterangan tentang spesies ikan, perkiraan panjang dan berat ikan, tanggal dan tempat ikan terpancing, nama dan alamat pemancing, serta nama kapal dan kaptennya. Informasi ini dikirim ke lembaga yang mengeluarkan tag tersebut. Program tag ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Organisasi yang khusus mengelola informasi labeling ikan berparuh adalah The Billfish Foundation.

Tag & Release = Label lalu Lepas, ikan yang tertangkap hanya diberi label, lalu dilepaskan kembali. Istilah ini biasanya digunakan pada jenis-jenis ikan berparuh (billfish), walaupun tidak tertutup kemungkinan penggunaannya pada jenis ikan lain. Hal ini dilakukan untuk melindungi jenis-jenis ikan tertentu terhadap kemusnahan.

Trolling = Memancing dengan cara menarik umpan sambil kapal berjalan (menonda). Untuk di laut, ikan yang biasa dipancing dengan cara ini adalah marlin, layaran, tuna, tenggiri, kuwe, tongkol, dan ikan-ikan permukaan lainnya.

Wireman = Orang yang memegang tali pandu, bertugas menarik ikan yang sudah naik ke permukaan dan mendekatkan ke pinggir kapal.

Mancing Popping: Lempar, Tarik dan...


Memancing ikan bukan sekadar menangkap ikan. Tapi menikmati semua proses memancing sebagai suatu seni dengan keasyikan tersendiri. Mulai dari meracik umpan, mempersiapkan joran, melempar kail, menunggu ikan mematuk umpan sampai kenikmatan “bertarung” dengan ikan yang terkail. “Memancing itu adalah seni!” kata A Zen, pemilik toko Rezeki Pancing Jalan Merbabu 21 B-C Medan, yang juga “penggila” mancing. “Bukan jumlah ikan yang berhasil dipancing yang menentukan, tapi kualitas dan kenikmatan memancing itu yang utama!” A Zen memang benar. Hal tersebut juga diakui oleh banyak hobiis mancing yang lain. Bagi pemancing hobi, jenis dan berat satuan ikan tangkapannya akan memberikan kepuasan yang berlainan. Untuk pemancing di laut lepas, misalnya, jenis ikan air asin yang prestisius seperti layaran, marlin, alu-alu (barakuda), great travelly (GT) atau ikan kuwe, tenggiri adalah targetnya. Untuk memancing masing-masing spesies ikan ini, dibutuhkan keterampilan dan teknik yang berbeda.Dari sekian banyak teknik memancing (air asin) seperti casting, jigging, trolling dan popping, yang terakhir mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam satu dasawarsa di Indonesia. Popping juga sudah dikenal di kalangan hobiis mancing di Medan dan Sumatera Utara. “Bisa dibilang, saya dan beberapa kawan seperti A Bun, Fery, Roni dan kawan lainnya yang mempopulerkan mancing popping di sini,” begitu A Siong, seorang “penggila” mancing air asin berkata kepada Global. Menurutnya, Popping yang paling asyik itu dilakukan dari atas kapal. Alasannya, pemancing bisa memilih area perairan yang diinginkannya. “Dibandingkan popping di bibir pantai, popping di laut dalam lebih mengasyikkan. Ikannya ganas, dan kita sangat menikmati sensasinya,” ujarnya di lain waktu. A Siong mungkin adalah satu nama dari sekian “penggila” mancing yang begitu menikmati teknik popping. Namun yang belakangan ini mencatat keberhasilan memancing kuwe dengan teknik popping adalah tiga sekawan, A Sang, Fuad dan Tomy.Ketiga mania mancing itu melakukan pemancingan sekitar akhir bulan lalu (akhir Oktober) di perairan lepas pantai timur Sumatera Utara. Dengan menumpang perahu, mereka mencoba peruntungan mengail di sekitar jermal-jermal. Di antara guncangan ombak dan tiang-tiang jermal, mereka mencari spot yang baik untuk memancing ikan kuwe. Setelah melakukan popping berkali-kali, kejutan demi kejutan menghantar mereka pada petualangan perburuan ikan yang sangat menantang. Lemparan dan tarikan langsung direspon sejumlah ikan kuwe yang memang suka bermain di dekat permukaan air.Dalam perburuan itu, ketiganya berhasil menangkap kuwe dengan ukuran 12,5 kg yang ditaklukkan oleh A Sang. Kemudian kuwe 14,5 kg pancingan Fuad, dan Tomy mendapatkan kuwe terbesar dalam popping yaitu 19,2 kg.Popping memang menjadi teknik yang paling sering dipakai untuk memancing kuwe. Ikan ini terkenal “galak” terhadap sentakan liar di permukaan air. Namun dalam popping umumnya, menangkap ikan di atas 12 kg bukan perkara mudah. Dibutuhkan teknik tertentu dan kesabaran.Sekilas PoppingApa itu popping? Dari sekian banyak literatur dan penjelasan dari hobiis, popping adalah suatu teknik memancing dengan menggunakan umpan tiruan yang disebut popper. Popper ini dilemparkan pada jarak tertentu, kemudian kenur digulung sehingga umpan yang mengapung bergerak di permukaan air menimbulkan cipratan khas yang mengundang ikan predator. Teknik ini biasa digunakan untuk memancing ikan permukaan.Tidak diketahui persis sejak kapan popping ini dikenal di Indonesia, namun diprediksi kira-kira belasam tahun yang lalu. Sejumlah hobiis meyakini, popping berawal di Australia. Namun tidak berkembang dan justru lebih diminati di Jepang. Pemancing hobiis Indonesia mungkin mengenal teknik ini dari para pemancing Jepang yang sering memancing di Indonesia

Mancing Giant Travelly - Kuwe gerong


GT salah satu ikan petarung yang bandel, Species ini gemar bersembunyi ke balik karang untuk memutuskan tali pancing. Seperti predator lainnya, GT sangat powerfull , memiliki stamina luar biasa untuk bertarung dalam jangka waktu yang lama, dan mampu berenang sangat cepat untuk waktu yang lama, dan mampu berenang sangat cepat untuk melepaskan diri dari pancing.
Berburu GT yang penuh dengan petualangan seru merupakan salah satu kegiatan mancing yang belakangan ini sangat populer. Sekali seorang merasakan adrenalin teraduk-aduk dan jantungnya berdegup kencang melihat dahsyatnya serbuan GT memburu popper di permukaan, nicaya ia akan selalu ketagihan untuk bertarung satu lawan satu, tanpa peduli energinya selalu terkuras pada setiap pertarungan dengan ikan mengagumkan ini.
Caranx ignobilis (Förskal 1775) atau Giant Trevally alias kuwe gerong atau bobara merupakan species ikan penghuni laut dangkal yang bisa ditemukan sepanjang tahun. Itu sebabnya, anda tidak harus ke tengah laut untuk mencari GT., tapi cukup di sekitar perairan dangkal di wilayah-wilayah yang terlindung dari kegiatan manusia, di mana terdapat banyak karang dan arusnya cukup deras. Di laut dangkal sedalam lima meter atau di kedalaman sampai 100 meter kita memang bisa menemukan ikan monster yang menurut Peter Goadby bobotnya bisa mencapai 80 kg ini.
Terdapat banyak lokasi mancing di Indonesia yang populer di kalangan pemburu GT kelas dunia, di antaranya Nusa Penida Bali, Lombok, Kepulauan Komodo, Alor dan Rote di NTT, dan disekitar gugusan atol Takabakang di Sulawesi Selatan. Tentu masih banyak tempat lainnya di Indonesia yang menjadi habitat mahluk Tuhan nan mempesona ini, namun belum tergali sebagai ladang perburuan GT, baik di inshore maupun offshore.
Pemancing modern memakai teknik casting dengan umpan popper berbahan kayu, alumunium, dan polybalsa untuk berburu GT. Teknik mancing dengan umpan popper yang dikenal juga sebagai teknik popping ini berasal dari Austalia, namun justru berkembang sangat pesat di Jepang.
Di Indonesia, teknik popping mulai dikembangkan oleh Adhek Amerta dari Bali sejak 10 tahun lalu. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah peminatnya bertambah dengan cepat sehingga kini popper pun sudah mudah ditemukan di toko-toko pancing di tanah air.

Tuesday, January 8, 2008

The Rapala knot









Tie an overhand knot. Leave 5" of free end. Run free end through the eyelet






Run free end back through overhand knot



Wrap free end around standing part of line 3 times

Cara menggunakan Alat Pancing RAPALA


Observations FromThe Rapala Brothers

Dear First-Time Rapala User:

Because all of us grew up with the Rapala and have been catching salmon, trout and pike with it ever since we can remember, we feel that we might have some insights which will help you in the correct use of the lure. As successful as the Rapala has been in taking all kinds of fish from all kinds of water, there are certain practices to be avoided, others to be encouraged, if you want to start catching fish with it right away.I. The first cardinal rule we discovered is to use the lightest terminal tackle possible. And to tie your line directly to eye of the lure if you can with a Rapala knot for most applications. If you must use a leader, snap, swivel or combination of these between line and lure, make sure that you use the lightest and finest gear available.The reason for this is that each Rapala has been individually tested and balanced as it is delivered to you in its box. In hand-carving his earliest models, our father had as his ideal to make the lure as natural and life-like as possible. This meant precision, lightness and balance which, when put into motion, would yield the most natural simulation of a swimming baitfish ever discovered.It stands to reason, then, that most of this attention to precision will be destroyed by hanging the lure on anything that would impair the balance and precision: i.e., a heavy wire leader or an assortment of weights, snaps and swivels that would cause it to run less than true.True, it sometimes may be necessary, particularly with the larger models, to use some intervening tackle when retrieving at unusual speeds and depths or seeking a fish that would make short work of a non-metallic leader. In these cases, make the slightest compromise possible in favor of life-like action.II. The second cardinal rule involves the use of sinkers for applications where extra depth is necessary. Keep the sinkers as far from the lure as practical to reduce interference with the built-in action:When using three-way rigs involving extra weight, we recommend at least 18 inches of mono or line between swivel and lure. We can recommend much more, and for good reason: a sinker close to the natural eye of the Rapala impedes action as much as extra snaps and swivels.


1.) The smallest weights, tiny split shot, can be as close as 6 inches to the lure, but no closer.2.) Larger weights should be at least 18 inches up the line or leader.
To achieve extra depth, there are several approaches in using Rapala lures. The Original Floating model can be used as above with various sinker applications; or the extra depth can be achieved, especially in casting situations, with the use of the weighted sinking CountDown model Rapala. Another option can be the use of the floating, diving models such as the Fat Rap and the Shad Rap which achieve considerable depth when trolled or retrieved. The main thing is: do not burden the action of Rapala lures with heavy hardware and sinkers in close proximity to the lure as it seriously reduces the fish-catching action.III. The third cardinal rule pertains to the action of the lure: Before you use your Rapala for the first time, we recommend that you check its action, from the boat or a dock, so you can visually confirm the best speed and rigging to give it the most life-like swimming action.If you have used weight and line properly, the only other variable to be concerned with is speed. As you watch, vary the speed of the retrieve, noticing that there is an optimum rate at which the Rapala looks exactly like a bait fish struggling for its life! Of course, as you gain in experience and confidence, you might want to vary the speed, modifying the action for certain conditions and species. But, generally, the Rapala catches gamefish like no other artificial lure because it imitates baitfish better than any other.IV. A corollary to rule number three is that when trolling, slowly play out the Rapala from the boat, keeping visual contact with the lure for as long as you can to make sure that it is trailing properly with the correct action. This visual check will also allow the skipper to find the correct trolling speed for optimum action. If you are trolling near vegetation, pick up periodically to make sure that no bit of weed is impairing your action. The Rapala is too perfectly balanced for hitchhiking debris.V. Cardinal rule number five deals with the care and handling of your Rapala. It deserves special consideration because of its precision balance and the basic material from which it is manufactured. As innovator of the now-immense family of "Minnow" type lures, our father ultimately selected balsa as the wood for the plug body after much experimentation.Balsa is light. It gave him the specific gravity in the finished product very close to actual forage fish. But balsa is also soft. Because of its precision and balance, please do not use the Rapala as a "handle." You'll probably catch lots of fish with it. But don't use the lure to lift your fish into the boat. land your fish by hand, in a net or with a gaff. Always spare your Rapala any undue strain. Also use care in removing your catch from the mesh of a landing net. A twisting, turning fish with a Rapala still firmly embedded in its mouth can easily damage the lighter hooks when they are anchored in the net.Also understand that the Rapala probably has the world's sharpest hooks! They are custom-made with needle-like points. Designed to catch fish, they've also been known to snag unwary fishermen. So please use common sense. Be careful of your fishing partners and yourself; then you'll be able to keep your lure in the water and ready for the nearest fish. We also suggest carrying a small pair of needle-nose pliers or a Hook-Out disgorger to help free the lure from fish.VI. The sixth rule is this: Do use a Rapala knot when you want your Rapala to perform more freely and spontaneously. Do not use a jam knot unless you are trying to control the action of the Rapala.In practice, the experienced fisherman may use a jam-knot. This allows him to control or vary the action for surface fishing or very slow trolling. However, in normal fishing applications, use the Rapala knot. In certain situations, other varieties of knots can and should be used. For detailed instructions on how to tie them, turn to the chapter on knots in this book. The Rapala Knot, for example, gives the lure a wider latitude to move when precise control is not as important as in the examples cited above.With the Rapala, as in all other kinds of fishing, knowledge and confidence come with experience. If you observe the do's and don'ts outlined in this letter, we are sure that you will avoid some of the pitfalls that have slowed the development of other fishermen.We know you will share our excitement as you read on. That is the beauty of fishing. There is always something new to learn. And there is always a new thrill waiting on the next cast or at the next bend in the river.

Sunday, January 6, 2008

Bujang Lapuk Y-2201


Bio Data:
Nama: Tifrodi Achmed Al Suwedi
Umur: kurang jelas
Pekerjaan: Pemacing ulung
Hobby: Mancing, cuti, dan usaha kecil2an
Alamat: Ruwais Y-2201
status: Bachelor of bujang
Riwayat Hidup:
6 Taon sebagai pekerja "keras: di Ethylene Unit dan menjabat sebagai assistan Supervisor

Dian Sukaesih


BIO DATA:
Nama: Dian Sukaesih
Umur: 23 taon
Pekerjaan: Receiptionist Danat Hetel, Ruwais
Hobby: Chatting, buat kue dan main silat
Alamat: Danat Hotel ---> bagi yg ingin menghubungi via japri atau messenger: dian.sukesih@yahoo.com
Riwayat Hidup:
Tamat Universitas Sidney Aus. jurusan tata boga dan dua taon bekerja di Sheraton Bali Hotel, dan terakhir di Danat Hotel, ruwais
Status: single

Fun..Fishing..dan Frienship (lanjutan)


BIO DATA:
Sekilas Pemuda berkaus bintang tiga (paling kanan) keliatan sedang tidur alias ngantuk ketika sang fhoto grafer membidikkan kameranya yg tidak laen adalah:
Nama: Ibnu Hajar alias Samin alias sungguh terlalu
Umur: menurut pengakuan (cuma 32 taon)
Hobby baru: mancing, buat sambal trasi, dan selalu bertopi adidas
Hobby tambahan: maen bola (bila ada orderan), chatting dan koleksi ID messanger
Pekerjaan: Bantu-bantu di Gasco sebagai Operator
Alamat: F-536
status: sharing empat orang
Rencana: bawa keluarga dan (mungkin) tinggal di Sie-emen Camp bersama pemuda yg berdiri paling kanan: yg benama asli Rudi asiong bin saputra

Fun..Fishing..dan Friendship (lanjutan)


BIO DATA:

Nama: Darmadi Al Kia Driveri

Umur: 35 taon

Pekerjaan: Asistan Pemandu Kapal tongkang, Moderator UT

Hobby: Maen aeromodeling, mancing, dan bantu-bantu

Alamat: Y-1301 (tinggal bersama kel.)


Riwayat Hidup:

Tidak pernah mabuk laot walau dah berkali-kali mancing ke tengah. Dipercaya sebagai assistan pembantu kapal tongkang oleh Kang Ibnu hajar alias samin sungguh terlalu. Nama Ibnu hajar dipercaya mempunyai arti dalam kamus wikipedia Ibnu = Air dan Hajar = telingga


Saturday, January 5, 2008

Profil sang Pendekar ber-HP

BIO DATA:
Nama: Herman Sudan bin Kiwil
Umur: Rahasia (juga)
Pekerjaan Utama: Business-man (agen HP)
Pekerjaan sambilan: Nyuci (baju, piring, gelas, dll)
Hobby Utama: Chatting, bantu masak, dll
Hobby sambilan: Mancing, main bola (bila ada order)
Teman Dekat: asiong bin babeh, kucing Garong, Ibnu Battutah, babeh bin rey akbar (alternatif)
RIYAWAT HIDUP:
mantan Pendekar selama dua taon, agen mobil (mewah) dan terakhir sebagai Assisten Juru Masak F-172

Thursday, January 3, 2008

Efek Banjir dan kehidupan bujang








BIO DATA:

N a m a: Emil Saputra bin Kucing Garong

Umur: rahasia

Pekerjaan Utama: Senior Operator Gasco

Pekerjaan Sampingan: Tukang Masak (Part time)

Hobby Utama: (Sementara) Chatting, memasak

Hobby Alternative: Mancing (klo libur)

Teman dekat: Asiong bin babeh, Herman sudan, Ibnu Hajar bin battutah, babeh Roni hasmi alias rey akbar

Contact Person: Darmadi KIA


SEJARAH HIDUP:

Pernah kerja dua taon sebagai nelayan, satu setengah taon Chief Cook di Hotel LeM-Bang dan terakhir sebagai Senior Operator di Gas-Co

UT-UAE

Subscribe to UniversitasTerbukaUAE
Powered by groups.yahoo.com